Jumat, 10 Juni 2011

Sejarah Pencak Silat Indonesia

A. Sejarah dan perkembangannya

Pencak Silat sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia berkembang sejalan dengan sejarah masyarakat Indonesia. Dengan aneka ragam situasi geografis dan etnologis serta perkembangan zaman yang dialami oleh bangsa Indonesia, Pencak Silat dibentuk oleh situasi dan kondisinya. Kini Pencak Silat kita kenal dengan wujud dan corak yang beraneka ragam, namun mempunyai aspek-aspek yang sama.
Pencak Silat merupakan unsur-unsur kepribadian bangsa Indonesia yang dimiliki dari hasil budi daya yang turun temurun. Sampai saat ini belum ada naskah atau himmpunan mengenai sejarah pembelaan diri bangsa Indonesia yang disusun secara alamiah dan dapat dipertanggung jawabkan serta menjadi sumber bagi pengembangan yang lebih teratur.
TEKNIK DAN PERATURAN PENCAK SILAT

A. Pencak Silat meliputi :

Jalur pembinaan seni, Jalur pembinaan olahraga, Jalur pembinaan bela diri, Jalur
pembinaan kebatinan. Keempat jalur ini diolah, dengan saringan dan mesin sosial
budaya, yaitu Pancasila

B. Kategori pertandingan Pencak Silat terdiri dari :
Kategori TANDING, Kategori TUNGGAL, Kategori GANDA, Kategori REGU

C. Peraturan Pertandingan
1. Pasal I
Peraturan Pertandingan
1. Kategori TANDING , Kategori TUNGGAL , Kategori GANDA Kategori REGU
2. Pasal 6
Kategori dan Kelas Pertandingan Dewasa
Kategori dan kelas pertandingan untuk Remaja :
1. Persiapan dimulainya pertandingan diawali dengan masuknya Wasit dan juri ke gelanggang Wasit Juri memberi hormat dan melapor tentang akan dimulainya pelaksanaan tugas kepada ketua pertandingan.
       2. gelanggang dari sudut masing-masing, kemudian memberi hormat kepada Wasit dan ketua Pertandingan.     Selanjutnya kedua pesilat kembali mengambil tempat di sudut yang telah ditentukan.
              3. Untuk memulai pertandingan, Wasit memanggil kedua pesilat, seterusnya kedua pesilat berjabatan    tangan dan siap untuk memulai pertandingan.
4. Setelah Wasit memeriksa kesiapan semua petugas dengan isyarat mematuhi
larangan-larangan yang ditentukan.
       5. Pada waktu istirahat antara babak, pesilat harus kembali ke sudut masing- masing. Pendamping Pesilat melaksanakan fungsinya sesuai ketentuan pasal 5 ayat 4.
       6. Selain Wasit dan kedua pesilat, tidak seorangpun berada dalam gelanggang kecuali atas permintaan Wasit.
        7. Setelah babak akhir selesai, kedua pesilat kembali ke sudut masing – masing untuk menunggu keputusanpemenang.
8. Selesai Pemberian hormat dan berjabatan tangan.

Ketentuan bertanding
  1. Aturan bertanding
1. Pesilat saling berhadapan dengan menggunakan unsur pembelaan dan serangan Penak Silat serta yang dimaksud dengan kaidah adalah bahwa dalam mencapai prestasi teknik, seorang pesilat harus mengembangkan pola bertanding yang dimulai dari sikap pasang, langkah serta mengukur jarak terhadap lawan dan koordinasi dalam melakukan serangan / pembelaan serta kembali ke sikap pasang.
2. Pembelaan dan serangan yang dilakukan harus berpola dari sikap awal / pasang atau pola langkah, serta adanya joordinasi dalam melakukan serangan dan pembelaan. Setelah melakukan serangan / pembelaan harus kembali pada sikap awal / pasang dengan tetap menggunakan pola langkah. Wasit akan memberikan aba-aba “ LANGKAH “ jika seorang pesilat tidak melakukan teknik Pencak Silat yang semestinya.
3. Serangan beruntun harus tersusun dengan teratur dan berangkai dengan berbagai cara kearah sasaran sebanyak-banyaknya 4 jenis serangan. Pesilat yang melakukan rangkaian serang bela lebih dari 4 jenis akan diberhentikan oleh wasit.
4. Serangan sejenis dengan menggunakan tangan yang dilakukan secara beruntun dinilai satu serangan. Serangan yang dinilai adalah serangan yang menggunakan pola langkah, tidak terhalang, mantap, bertenaga dan tersusun dalam koodinasi teknik serangan yang baik.
5. .Larangan
Larangan yang dinyatakan sebagai pelanggaran :
Pelanggaran berat, Menyerang bagian badan yang tidak sah yaitu
leher, kepala serta bawah pusat hingga kemaluan dan mengakibatkan lawan cidera / jatuh, Usaha mematahkan persendian secara langsung, Sengaja mematahkan persendian secara langsung, Membenturkan / menghantukkan kepala dan
menyerang dengan kepala, Meyerang lawan sebelum aba-aba “MULAI” dan menyerang sesudah aba-aba “BERHENTI” dari wasit, menyebabkan lawan cidera, Menggumul, menggigit, mencaka, mencengkeram dan menjambak, Menentang, menghina, mengeuarkan kata-kata yang sopan, meludahi dll,Melakukan penyimpangan terhadap aturan bertanding setelah mendapat peringatan I karena pelanggaran hal tersebut.
 9. Nilai Hukuman
Ketentuan nilai hukuman :
Nilai – 1 (kurang 1) diberikan bila pesilat mendapatkan Tegoran I Nilai – 2 (kurang 2) diberikan bila pesilat mendapatkan Tegoran II Nilai – 5 (kurang 5) diberikan bila pesilat mendapatkan Peringatan Nilai – 10 (kurang 10) diberikan bila pesilat mendapatkan Tegoran
10. Penentuan Kemenangan
a. Menang angka
b. Menang Teknik

10. Hukuman
Tahapan dan bentuk hukuman :
Tegoran Diberikan apabila pesilat melakukan pelanggaran ringan
Tegoran terdiri atas Tegoran I dan Tegoran II. Tegoran berlaku hanya
untuk 1 babak saja.



Peringatan.Berlaku untuk seluruh babak, terdiri atas :
Peringatan I
Diberikan bila pesilat bila melakukan pelanggaran berat, mendapatkan tegoran yang ketiga akibat pelanggaran ringan.
Setelah Peringatan I masih dapat diberikan tegoran terhadap pelanggaran ringan dalam babak yang sama.
Peringatan II
Diberikan bila pesilat kembali mendapatkan hukuman peringatan setelah peringatan I.Atau peringatan II masih dapat diberikan tegoran terhadap pelanggaran ringan dalam babak yang sama

D is k u a lif ik a s i
Diskualifikasi adalah gugurnya hak seorang pesilat dalam melanjutkan pertandingan, kecuali untuk mendapatkan Medali, apabila Pesilat tersebut sudah pada babak Semi Final dan Final dan apabila Pesilat tersebut terkena Doping, maka gugur seluruh haknya pada pertandingan tersebut.

GELANGGANG PENCAK SILAT
Perlengkapan Gelanggang dan Pertandingan
A. Gelanggang
Gelanggang dapat dilantai dan dilapisi matras dengan tebal maksimal 5 (lima) cm, permukaan rata dan tidak memantul, boleh ditutup dengan alas yang tidak licin, berukuran 10 m X 10 m dengan keperluannya, disediakan oleh Komiti Pelaksana dengan penjelasan sebagai berikut :


A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. sukses menghadapi ujian masuk perguruan tinggi negeri diperlukan rumus atau kiat
khusus yaitu melalui kesempatan, usaha dan strategi.
2. usaha untuk menghadapi ujian masuk perguruan tinggi negeri dilakukan dengan belajar yang giat,menjaga kesehatan, dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.




































Tidak ada komentar:

Posting Komentar